TUGAS
BAHASA INDONESIA 2 ( ARTIKEL TENTANG BERSIKAP ILMIAH)
Bersikap ilmiah mungkin bagi sebagian orang cukup sulit,
apalagi bagi orang yang awam akan hal-hal yang bersifat ilmiah. Namun
sebagai manusia yang normal, kita
tentunya selalu ingin mempunyai kehidupan yang lebih baik, sejahtera ,wibawa,
memiliki kepandaian dan lain sebagainya yang tentunya dapat meningkatkan taraf
kehidupan kita. Yang menjadi permasalahan sebenarnya bukanlah apa yang terdapat
dari keinginan yang dimiliki oleh seseorang itu, tapi cara seseorang tersebut dalam
mencapai suatu pemenuhan keinginan tersebut. Contohnya pada waktu memecahkan
masalah atau melakukan penelitian guna meningkatkan pengetahuan seorang
ilmuan menggunakan metoda ilmiah, dalam penelitiannya ilmuan dituntut
memiliki sikap-sikap tertentu, agar kesimpulan yang diperolehnya bersifat
objektif. Sama halnya kita sebagai mahasiswa perguruan tinggi jika dihadapkan
suatu tugas yang berkaitan dengan penelitian hendaknya kita harus mengacu pada
sikap-sikap ilmiah.
Sikap sikap ilmiah
antara lain sebagai berikut :
- Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha mengetahuinya, selain itu senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
- Selalu memiliki rasa ingin tahu tentang apa, mengapa dan bagaimana sesuatu gejala yang dijumpainya. Rasa ingin tahu ini akan melatih kepekaan mengenal masalah dan menggugah keinginannya untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian akan mendorong kita untuk mencari kebenaran dan penemuan-penemuan baru.
- Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan. Tidak merasa paling benar, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan atau keputusan, bila belum cukup fakta yang dikumpulkan yang dapat menunjang kesimpulan atau keputusan itu. Dengan demikian tidak akan mengambil kesimpulan yang didasarkan atas prasangka. Contoh : Seorang ilmuwan yang secara kebetulan menemukan suatu jenis hewan dalam air dia tidak akan menyimpulkan bahwa hewan tersebut hidup dalam air sebelum mengumpulkan data tentang hewan tersebut ada berbagai tempat baik darat, air tawar, maupun air laut.
- Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek. Objektif terhadap fakta atau kenyataan. Dengan jujur dia akan menyatakan suatu fakta sesuai dengan kenyataan dan tidak dipengaruhi oleh perasaannya serta pertimbangan lain. Sikap ini akan melatih kita untuk mencintai kebenaran yang objektif. Dengan bersifat objektif terhadap fakta ini kita dituntut untuk membedakan antara fakta dan pendapat pribadi.
- Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
- Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain. Bersikap tidak memihak terhadap sesuatu pendapat tertentu tanpa alasan-alasan yang berdasarkan fakta.
- Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. Memiliki ketekunan dan kesabaran serta ketelitian dalam melakukan eksperimen, observasi dan dalam mengumpulkan data serta memecahkan masalah.
- Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya, menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya. Berhati terbuka artinya bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan orang lain, sekalipun pendapat atau penemuan orang lain itu bertentangan atau tidak sesuai dengan pendapatnya sendiri. Contoh : Ilmuwan telah menyimpulkan bahwa hewan tadi hidup dalam air. Tetapi ternyata ada ilmuwan lain menemukan hewan serupa hidup di atas pohon-pohon. Ilmuwan yang pertama bersedia mengubah kesimpulannya asal dia diberi cukup bukti dan fakta.
- Metoda ilmiah melatih kita untuk tidak percaya kepada takhayul atau sifat untung-untungan, karena percaya bahwa di alam ini sesuatu terjadi melalui proses tertentu.
- Dapat bekerja sama dengan orang-orang lain dan bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penelitiannya. Ini berarti bahwa penemuan atau pendapat kita rela untuk diteliti kembali ataupun di kritik dengan alasan-alasan rasional.
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia
paling hebat. Ia bahkan bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin lebih banyak
pengetahuannya, bahwa pendapatnya mungkin saja salah, sedangkan pendapat orang
lain mungkin benar. Ia bersedia menerima gagasan orang lain setelah diuji.
Dalam usaha menambah ilmu pengetahuan, ia bersedia belajar dari orang lain,
memperbandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain. Ia tidak akan
memaksakan suatu pendapat kepada orang lain. Ia mempunyai tenggang rasa atau
sikap toleran yang tinggi, jauh dari sikap angkuh. Seorang ilmuwan selalu berpengharapan
baik. Ia tidak akan mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi
akan mengatakan, “Berikan saya sesuatu kesempatan untuk memikirkan dan mencoba
mengerjakan”. Ia selalu optimis. Rasa humor seorang ilmuwan ada hubungannya
dengan tingkat kecerdasan maupun sikap optimis seseorang.
Maka seorang ilmuwan bukan
hanya dilihat dari sudut pandang karena mampu memecahkan masalah secara
objektif, pintar dan ahli dalam bidang pengetahuan, tapi juga seseorang yang
ahli dalam kehidupan, seorang yang hidup dan senantiasa bersikap dan memiliki
prinsip sebagai ilmuwan. Jadilah seorang ilmuwan !
Referensi :
Wasis, dkk (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-karya.html
http://www.lpmpjogja.diknas.go.id
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar