TUGAS BAHASA INDONESIA 2
1.
Penalaran-Evidensi-Inferensi (Data, Fakta, Autoritas (Pendapat ahli))
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.proses inilah yang disebut
menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu deduktif dan induktif. Penalaran
Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan
kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari
kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.(Suriasumantri, 1985:46).
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua
informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran,
fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa
yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling
rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data
atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber
tertentu.
Cara
mrnguji data :
Data
dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh
karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga
bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah
ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
a.Observasi
b.Kesaksian
c.Autoritas
Cara
menguji fakta
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan
fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil.
a.Konsistensi
b.Koherensi
Inferensi
merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang
selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah
inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang
ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan
bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian
inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk
melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang
diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Inferensi
atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara
karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh
pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan
jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan
salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi
lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau
pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan
yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut
untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi
adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam
membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna
tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan
(eksplikatur).
a.Inferensi
Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan
untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
Contoh:
Bu,
besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya
baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka
inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun
temanya.
Contoh:
Pohon
yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
Dari
premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon
yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
b.Inferensi
Tak Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A
: Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B
: Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi
yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C
: Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh
yang lain;
A
: Saya melihat ke dalam kamar itu.
B
: Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai
missing link diberikan inferensi, misalnya:
C:
kamar itu memiliki plafon
2.
Karangan (Ilmiah, Non Ilmiah, Ilmiah Popular)
Karangan
Ilmiah
“Karangan
ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan
dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
•Memberi
penjelasan
•Memberi
komentar atau penilaian
•Memberi
saran
•Menyampaikan
sanggahan
•Membuktikan
hipotesa
Karya
ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi
yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses
perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah,
antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya. Bila
fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar
tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah,
maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana
fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat
dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis
tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk
Karya Ilmiah:
1.
Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah
pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal
ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya
pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2.
Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian,
observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya
disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang
S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3.
Buku Ilmiah
Buku
ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh
sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah
dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri
Karya Ilmiah
1.
Struktur Sajian
Struktur
sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.
Komponen dan Substansi
Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.
Sikap Penulis
Sikap
penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.
Penggunaan Bahasa
Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Karangan
Non Ilmiah
Pengertian
karangan non ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang
dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga
sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari
bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah
baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya,
kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus
merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Kedua, karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa
dalam melakukan pengklasifikasian.
Karangan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan
karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk,
karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu
terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan
di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi,
tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,
feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah
drama.
Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak
sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat
pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya
tanpa dukungan bukti.
Karangan
Ilmiah Popular
Untuk
memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih dekat, akan lebih baik bila
dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah,
dan populer itu sendiri. Dari sana semoga akan ditemukan makna yang utuh
tentang jenis tulisan ini. Berikut pemaparan ringkas dari ketiga elemen itu.
1.
Tulisan
Tulisan,
menurut Suseno (dalam http://irsyad82.multiply.com), adalah istilah yang
digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan,
karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun kembali
hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan
pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan
menjadi satu) pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah
cerita baru lagi yang lebih utuh.
2.
Ilmiah
Karya
ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan
metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa
baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang
lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas,
jelas, dan konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu
paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas
penelitaian ilmiah saja, melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang
dianalisis oleh ahlinya secara professional.
Contoh
dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper),
artikel ilmiah, Skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.
3.
Populer
Dalam
Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai
orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada
umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada
penggunaan bahasa yang popular lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh
masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Menurut
Ajusniye (dalam http://ajusniye.multiply.com) karya imiah popular adalah
karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik
penyajian yang sederhana mengenai hal – hal kehidupan sehari – hari.
“Tulisan
ilmiah: tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya/ keilmiahannya”. (Eko Susilo, M. 1995:11).
Sementara
itu menurut KBBI (2002 : 370-371) disebutkan bahwa kata ilmiah diartikan
sebagai bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan,
sedangakan ilmiah popular diartikan sebagai mengunakan bahasa umum sehingga
mudah dipahami oleh masyarakat awam. Istilah ilmiah popular biasanya dikaitkan
dengan artikel atau gaya penulisan karya ilmiah.
Setelah
pemaparan singkat ini, kiranya dapat ditarik kesimpulan yang semoga
komprehensif tentang apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah popular.
Seperti yang dikatakan di atas, bahwa secara otomatis popular proses
reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika digandengkan dengan kata popular.
Bila karya ilmiah di satu sisi kita sebut adalah nash umum, maka kata-kata
popular adalah takhsishnya. Maka karya tulis ilmiah popular adalah karya tulis
yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum
sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Perbedaan
Tulisan ilmiah popular dengan tulisan ilmiah murni:
Perbedaan
antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan
lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah
murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa
Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih
luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari
segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang
berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah
murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan
masyarakat awam.
Secara
ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut.
•Bahan
: Menyajikan fakta yang benar / objektif, dapat dibuktikan
•Penyajian
: Menggunakan bahasa yang cermat (formal dan konkret), sistematis (sesuai
dengan langkah kerja).
•Sikap
Penulis : Jujur (tidak berlebih-lebihan atau mengurangi ssuatu); objektif
(tidak mengejar keuntungan pribadi).
•Penyimpulan
: berdasarkan fakta dan tidak emotif.
Isi
( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah.
Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah.
1.
Mengenali dan merumuskan masalah
2.
Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
3.
Merumuska hipotesis ( dugaan hasil sementara )
4.
Menguji hipotesis
5.
Menarik kesimpulan
Secara
terperinci, ciri – ciri karya ilmiah populer diurutkan sebagai berikut.
•Bahan
: Menyajikan fakta objektif
•Penyajian
: Menggunakan bahasa yang cermat,tidak terlalu formal tapi tetap taat asas,
disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
•Sikap
Penulis : Tidak memancing pertanyaan – pertanyaan yang meragukan, mengimbau
perasaan pembaca agar seolah – olah mereka menghindari sendiri.
•Penyimpulan
: memberikan fakta bebicara sendiri sekalipun didahului dengan membimbing dan
mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi.
Langkah-langkah
dalam menulis karya ilmiah populer
Secara
umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh Nunan
yakni: (1) tahap pra-penulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan
(editing). Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
(1)
tahap persiapan (pra-penulisan)
(2)
tahap inkubasi
(3)
tahap iluminasi
(4)
tahap verifikasi/evaluasi
Hampir
semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan
lain-lain) melalui keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:
Pertama,
tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah
informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan
diproses selanjutnya.
Kedua,
tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya
sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah
atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang
mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.
Ketiga,
tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan
datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini,
apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan
keluar. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat
dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum
itu biasanya tidak berlangsung lama. Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi,
apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali,
diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang
tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain.
Mungkin
juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih
kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Sejalan
dengan pendapat diatas Dalman (2009 : 79) menyebutkan bahwa bagian penulisan
karya ilmiah dibatasi dengan penguasaan jenis tulisan, penguasaan paragraf dan
penguasaan komposisi atau esai. Langkah-langkah tersebut yaitu:
1.
Paragraf
Paragraf
yang baik harus memenuhi unsur: (1) kalimat topik dijelaskan secara tegas ide
pembatasan, (2) memiliki kalimat pengembang, (3) memiliki kalimat penyimpul,
(4) memiliki koherensi, dan (5) memiliki keutuhan.
2.
Komposisi atau esai
Komposisi
ialah tulisan yang terdiri atas 3 sampai 5 paragraf karena sifatnya uraian
bebas, komposisi biasa disebut dengan esai. Dalam bentuk lain, komposisi ini
berupa tulisan opini untuk surat kabar, kolom majalah, teks pidato, ulasan
buku, atau komentar. Jenis wacana dalam tulisan ini umumnya eksposisi dan
argumentasi
3.
Pengembangan komposisi
Sama
dengan struktur paragraf, struktur komposisi terdiri atas: pembuka, isi dan
penutup.
REFERENSI
Nomor
1 :
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/referensi-dan-inferensi-wacana.html
http://rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/
Nomor
2 :
http://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/20/pengertian-ciri-ciri-dan-macam-macam-karya-ilmiah/
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/31/pengertian-karangan-ilmiahkarangan-non-ilmiah-dan-karangan-semi-ilmiah/
http://indiichan.blogspot.com/2012/06/karya-ilmiah-populer.html