NAMA : SITI DESIMANTI
HERLINA
KELAS : 4EA27
NPM : 16210584
BISNIS DAN ETIKA
1.
Mitos Bisnis Amoral
Ungkapan lain dari etika bisnis
menurut De George disebut sebagai Mitos Bisnis Amoral. Ungkapan atau mitos ini
menggambarkan dengan jelas anggapan atau keyakinan orang bisnis, sejauh mereka
menerima mitos seperti itu, tentang dirinya, kegiatannya, dan lingkungan
kerjanya.
Bagi orang bisnis yang menginginkan
agar bisnisnya bertahan lama dan sukses tidak hanya dari segi material tapi
dalam arti seluas-luasnya, mitos tersebut sulit dipertahankan.
Berikut adalah sebagai pengibaratan
bahwa mitos amoral sama sekali tidak benar:
Ø Bisnis
memang sering diibaratkan sebagai judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam
judi atau permainan penuh persaingan yang ketat
Ø Tidak
sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi), dunia bisnis mempunyai
aturan main sendiri yang berbeda sama sekali dari aturan yang berlaku dalam
kehidupan sosial pada umumnya
Ø Harus
dibedakan antara legalitas dan moralitas
Ø Etika harus
dibedakan dari ilmu empiris. Dalam ilmu empiris, suatu gejala atau fakta yang
berulang terus dan terjadi diman-mana menjadi alasan yang sah bagi setiap
manusia untuk menarik sebuah teori atau hukum ilmiah yang sah dan berlaku
universal.
Ø Pemberitaan,
surat pembaca, dan berbagai aksi protesyang terjadi dimana-mana untuk mengancam
berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam berbagai kegiatan
bisnis yang tidak baik, menunjukan bahwa masih banyak orang dan kelompok
masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap
mengindahkan norma-norma moral.
2. Keutamaan
Etika bisnis
Ø Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis
dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang
unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang
baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
Ø Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka
konsumen benar-benar raja Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan
citra bisnis yang baik dan etis.
Ø Dalam sistem pasar terbuka dengan peran
pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan
harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
3. Ada 3 sasaran dan lingkup pokok etka bisnis disini.
Ø Yang pertama etika bisnis mengimbau pelaku bisnis
agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Bisnis yang baik dan etis akan
mempengaruhi keberhasilan usaha dalam jangka panjang, Dan berfungsi menggugah
kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi
nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis
dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan
organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara
eksternal
Ø Yang kedua ialah untuk menyadarkan masyarakat
khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan
kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun
juga. Pada tingkat ini berfungsi untuk menjaga hak hak masing masing dan
kewajiban masing masing agar tidak terdapat kecurangan kecurangan yang
berfungsi untuk mengambil hak dan kewajiban setiap orang yang bersifat
merugikan orang tersebut, disini dituntut harus mengutamakan keadilan dalam
setiap bisnis yang dilaukan oleh para pelaku pelaku bisnis.
Ø Yang ketiga ialah etika bisnis juga berbicara
mengenai system ekonomi yang sangat etis atau tidaknya suatu praktek bisnis.
Pada tingkatan ini etika bisnis berbicara tentang oligopoly,monopoli,kolusi dan
praktek semacamnya yang akan merugikan dan mempengaruhi suatu ekonomi di suatu
Negara. Disini diperlukan pentingnya legal-politis bagi praktek yang baik,
yaitu sangat pentingnya hukum dan aturan bisnis serta pera pemerintah yang
efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara jelas dan konsekuen
tanpa pandang bulu
4.
Prinsip Umum Etika Bisnis
Ø Prinsip
Otonomi : Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya
baik dilakukan.
Ø Prinsip
Kejujuran : Kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis karena mitos keliru
bahwa bisnis adalah kegiatan tipu - menipu demi meraup untung.
Ø Prinsip
Keadilan : Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis
entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan sesuai dengan haknya masing - masing. Keadilan menuntut agar tidak
boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya
Ø Prinsip
saling menguntungkan (mutual benefit principle) : Prinsip ini
menuntut agar bisnis di jalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak
Ø Prinsip
integritas moral : Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal
dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar perlu menjalankan bisnis dengan
tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
5.
Prinsip
utama etika bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus
ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus
dijadikan pedoman. Muslich (1998: 31-33) mengatakan prinsip-prinsip etika
bisnis adalah:
Ø prinsip
otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan
visi dan misi perusahaan yang tujuannya pada kemakmuran dan kesejahteraan
karyawan dan komunitas
Ø prinsip
kejujuran adalah nilai dasar yang mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran
harus dilaukan ke semua pihak, baik internal maupun eksternal. prinsip kejujuran
akan meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan.Terdapat tiga lingkup
kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa
bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama,
jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran
dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga,
jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
Ø prinsip
tidak berniat jahat ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat mampu meredam niat jahat perusahaan
Ø prinsip
keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait
dengan sistem bisnis. Contohnya, upah sistem upah atau insentif yang sesuai dengan
performa dan pencapaian kerja karyawan
Ø prinsip
hormat diri sendiri adalah perlunya menjaga citra baik perusahaan melalui
prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
6.
Etos Kerja
Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang
kerja yang diyakini seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang
diwujudkan melalui perilaku kerja. Etos kerja berhubungan dengan beberapa
hal, seperti:
Ø orientasi ke
masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk
ke depan agar lebih baik dari kemarin
Ø menghargai
waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna
efesien dan efektivitas bekerja
Ø tanggung
jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu
yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan
Ø hemat dan
sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana
pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan
Ø persaingan
sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah
semangat dan menambah kreativitas diri.
7. Realisasi Moral Bisnis
Etika
merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan
moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang
bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia.
Untuk
menjadi masyarakat abad ke-21, ada dua agenda yang harus kita lakukan. Pertama,
mencari strategi penyebaran tindakan etis agar etika bisnis menjadi konsensus
nasional. Kedua, merekayasa budaya etika bisnis Indonesia, yang mencakup
kepentingan pengusaha, konsumen, pengguna jasa, pekerja, dan lingkungan demi
masa depan yang cerah.
Bisnis
tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena
pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Dengan
demikian, etika bisnis perlu berperan sebagai mitos baru bukan sekedar
rambu-rambu moralitas.
8. Pendekatan Stakeholders
Ø
Kelompok Primer
Yaitu pemilik modal,
saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau
rekanan.
Ø
Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah
setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung,
dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar