Tren gonta-ganti barang khususnya gadget saat
ini sudah melanda seluruh lapisan umur. Dari anak SD hingga usia lanjut. Tren
gonta-ganti gadget pun
sebenarnya bukan hal baru, namun rupanya masih dijalani oleh banyak orang,
terutama didukung banyaknya produk gadget baru yang makin meramaikan pasar
dengan harga bervariatif pula.
Maraknya mahasiswa yang bergonta ganti
handphone bisa dilihat dari sisi positifnya, yakni mereka belum mendapatkan
fitur yang diinginkan. Namun begitu masih ada segi negatifnya, yaitu budaya
konsumtif yang kurang cocok bagi para mahasiswa.
Gaya hidup atau lifestyle menjadi alasan sebagian orang untuk terus mengikuti
arus perkembangan teknologi. Hal ini didukung oleh adanya anggapan bahwa
masyarakat modern adalah mereka yang selalu mengikuti perkembangan teknologi,
termasuk diantaranya perkembangan gadget-gadget terbaru. Walhasil, penggunaan
gadget hanyalah sebagai prestise
yang menunjukkan gaya hidup masyarakat modern, tak lebih. Pertanyaannya, efisien-kah?.
Masih segar dalam ingatan kita, ketika
Blackberry, satu dari sekian pabrikan gadget yang digandrungi saat ini -
mengadakan pemotongan harga secara besar-besaran pada beberapa produk gadget
mereka. Segera, bagai seonggok gula yang menggoda, para penggila gadget pun
berduyun-duyun datang bagai semut. Ironisnya, demi mendapatkan gadget idaman,
ribuan orang rela berdesak-desakan. Lucunya, tidak sedikit dari para pemburu
itu yang mengerti benar penggunaan gadget yang diincarnya. Bahkan boleh
dibilang, sebagian dari kita rela menebus harga jutaan untuk gadget tercanggih,
hanya untuk fungsi-fungsi standar yang juga bisa didapatkan dari gadget dengan
harga yang lebih terjangkau. Efisien kah?.
Gonta-ganti gadget adalah fenomena berikutnya yang
menandakan tidak efisiennya masyarakat dalam ber-gadget. Hanya karena alasan
takut dibilang ketinggalan
jaman, sebagian dari kita rela merogoh kocek untuk berganti gadget secara
rutin. Bosan adalah alasan lain yang menjadi faktor merebaknya tren gonta-ganti gadget. Hebatnya,
terkadang kurun waktu pergantian gadget satu dengan gadget lainnya hanyalah
beberapa minggu bahkan beberapa hari saja.
Sudah selayaknya bagi kita seorang mahasiswa
yang dididik untuk jadi pintar, sebagai penemu dan pengguna teknologi, untuk
menggunakan teknologi (terutama gadget) sesuai dengan kebutuhan. Karena pada
dasarnya, manusia adalah penemu teknologi itu. Manusia bukanlah budak
teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar