Jumat, 05 April 2013

EFEK HARI SENIN


Apa yang terlintas di otak Anda ketika memikirkan tentang hari Senin? Atau apakah yang Anda lakukan ketika Anda bangun tidur dan menyadari bahwa hari ini adalah hari Senin? Pasti kebanyakan langsung berfikir untuk memulai rutinitasnya.
Kebanyakan orang mengawali hari Senin dengan mengeluh dan memasang muka cemberut ketika harus menghadapi rutinitas mereka kembali. Selain itu, banyak orang menganggap bahwa hari Senin berarti liburan dan waktu bersantai mereka di akhir pekan harus berakhir dan mereka harus memulai untuk menjalani aktivitas dan rutinitas yang tentu saja membosankan. Itulah salah satu alasan mengapa hari Senin sering disebut Monday Blues.
Banyak orang sering terlambat ketika harus pergi ke kantor, jalanan macet di sana sini pada Senin pagi. Dan tahukah Anda bila kebanyakan orang tidak akan bekerja efektif pada hari Senin. Hal ini sering juga dikenal dengan istilah sindrom hari Senin.

Saya sendiri adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak menyukai hari senin. Bisa dibayangkan, dihari senin saya harus menghabiskan waktu lebih dari 4 jam hanya untuk berpindah posisi dari rumah saya dibekasi menuju kantor yang berada di daerah benhil. Yang sebenarnya dihari lain paling lama hanya butuh 2 jam saja. Pernah ada kejadian dimana saya sudah tidak tahan dijalan, saya memutuskan untuk memutar balik kendaraan saya dan kembali kerumah.

Lalu saya sadari tidak mungkin jika setiap hari senin datang saya harus tidak masuk kerja. Saya mulai mencari solusi untuk ketidak sukaan saya dihari senin. Seperti agar tidak terlalu lama dijalan, saya harus berangkat 1 jam lebih awal dibandingkan dengan rata-rata jam orang lain berangkat kerja. Mempersiapkan apa yang kira-kira saya butuhkan untuk menghilangkan jenuh saat terjebak kemacetan. Dan yang paling penting adalah tidak menunda pekerjaan di hari terakhir kerja untuk dikerjakan di hari pertama kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar