Senin, 12 Januari 2015

CONTOH KASUS ETIKA BISNIS


Nama              : Siti Desimayanti Herlina
NPM               : 16210584
KELAS          : 4EA27
CONTOH KASUS ETIKA BISNIS PADA MINIMARKET BERSTATUS BODONG
Analisis:
1. Pelaku Pelanggaran:
  Pengusaha Minimarket di Ruko Kahuripan Nirwana Village (KNV) dan minimarket disamping Dispendukcapil Sidoarjo.
2. Jenis Pelanggaran:
   Pengusaha pemilik minimarket sejumlah 42 berstatus “Bodong” yang belum mengantongi surat izin mendirikan bangunan dan tidak mengurus perpanjangan surat izin yang habis masa berlakunya serta tidak sesuai dengan tata ruang. Hal tersebut telah melanggar tata aturan yang tertuang dalam:
–          Permendagri Nomor 53 Tahun 2008
Mengatur tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya.
–          Perpres Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Pasal 5 ayat 4: Mini market boleh beroperasi sampai ke desa- desa. Padahal mini market itu (Indomaret, Alfamart, Circle K dll) itu kepunyaan peritel besar…ya matilah pedagang tradisional kita.
Pasal 10: Perkulakan, Hypermarket, Department Store, Supermarket dan Pengelola Jaringan Mini Market dapat menggunakan mereka sendiri. (maka matilah pedagang tradisional dan pemasok tradisional karena PT. Indofood Sukses Makmur akan menggunakan merek sendiri untuk jaringan toko Indomaret, PT. Unilever akan menggunakan merek sendiri untuk jaringan toko Alfamart dll).
–          Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2011
Berisi tentang Penataan Minimarket yang berbunyi “ Harus ada kemitraan dengan pedagang kecil eceran (pedagang kue, rokok, roti dan sebagainya) dengan jarak radius 100 meter dari, minimarket juga tidak boleh dekat dengan pasar tradisional dengan radius 300 meter dan minimarket harus menyediakan lahan parkir minimal 60 meter persegi.

3. Dampak/ akibat yang ditimbulkan:
Dapat mematikan aktivitas perdagangan tradisional dan pemasok tradisional kita.
Kesimpulan Kasus:
Etika bisnis adalah standar- standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untu mengaalisis batas- batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang makin memanas akhir- akhir ini. Dalam kasus ini yang menjadi permasalahan adalah masih lemahnya pengawasan dan koordinasi yang dilakukan antara BPPT, Satpol PP dan Dinas terkait sehingga membuat kebebasan para pengusaha minimarket leluasa untuk mendirikan minimarket mereka dan bangunan lain yang tidak berizin resmi dan tanpa adanya penindakan yang tegas. Pada contoh kasus permasalahan bisnis yang terjadi diatas, jelas bahwa pengusaha Minimarket telah melanggar prinsip kewajaran (fairness) dalam berbisnis karena tidak memenuhi kewajiban terlebih dahulu dalam mendirikan suatu bangunan.
Saran saya:
Sebaiknya pihak pemerintah terkait lebih bertindak tegas lagi kepada pengusaha Minimarket yang “nakal” agar tidak seenaknya sendiri dalam mendirikan bangunan yang tidak sesuai dengan tata aturan yang berlaku di negara ini serta pengawasan lebih ditingkatkan kembali terhadap longgarnya pemberian izin pada minimarket bodong yang beroperasi terlebih dahulu.

BISNIS DAN ETIKA


NAMA           : SITI DESIMANTI HERLINA
KELAS          : 4EA27
NPM               : 16210584

BISNIS DAN ETIKA

1.      Mitos Bisnis Amoral
Ungkapan lain dari etika bisnis menurut De George disebut sebagai Mitos Bisnis Amoral. Ungkapan atau mitos ini menggambarkan dengan jelas anggapan atau keyakinan orang bisnis, sejauh mereka menerima mitos seperti itu, tentang dirinya, kegiatannya, dan lingkungan kerjanya.
Bagi orang bisnis yang menginginkan agar bisnisnya bertahan lama dan sukses tidak hanya dari segi material tapi dalam arti seluas-luasnya, mitos tersebut sulit dipertahankan.
Berikut adalah sebagai pengibaratan bahwa mitos amoral sama sekali tidak benar:
Ø  Bisnis memang sering diibaratkan sebagai judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat
Ø  Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi), dunia bisnis mempunyai aturan main sendiri yang berbeda sama sekali dari aturan yang berlaku dalam kehidupan sosial pada umumnya
Ø  Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
Ø  Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Dalam ilmu empiris, suatu gejala atau fakta yang berulang terus dan terjadi diman-mana menjadi alasan yang sah bagi setiap manusia untuk menarik sebuah teori atau hukum ilmiah yang sah dan berlaku universal.
Ø  Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protesyang terjadi dimana-mana untuk mengancam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam berbagai kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.

2.      Keutamaan Etika bisnis
Ø  Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
Ø  Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
Ø  Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis


3.      Ada 3 sasaran dan lingkup pokok etka bisnis disini.
Ø  Yang pertama etika bisnis mengimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Bisnis yang baik dan etis akan mempengaruhi keberhasilan usaha dalam jangka panjang, Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal
Ø  Yang kedua ialah untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini berfungsi untuk menjaga hak hak masing masing dan kewajiban masing masing agar tidak terdapat kecurangan kecurangan yang berfungsi untuk mengambil hak dan kewajiban setiap orang yang bersifat merugikan orang tersebut, disini dituntut harus mengutamakan keadilan dalam setiap bisnis yang dilaukan oleh para pelaku pelaku bisnis.
Ø  Yang ketiga ialah etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat etis atau tidaknya suatu praktek bisnis. Pada tingkatan ini etika bisnis berbicara tentang oligopoly,monopoli,kolusi dan praktek semacamnya yang akan merugikan dan mempengaruhi suatu ekonomi di suatu Negara. Disini diperlukan pentingnya legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu sangat pentingnya hukum dan aturan bisnis serta pera pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara jelas dan konsekuen tanpa pandang bulu

4.      Prinsip Umum Etika Bisnis
Ø  Prinsip Otonomi : Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik dilakukan.
Ø  Prinsip Kejujuran : Kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis karena mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu - menipu demi meraup untung.
Ø  Prinsip Keadilan : Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing - masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya
Ø  Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) : Prinsip ini menuntut agar bisnis di jalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak
Ø  Prinsip integritas moral : Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.




5.      Prinsip utama etika bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman. Muslich (1998: 31-33) mengatakan prinsip-prinsip etika bisnis adalah:
Ø  prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang tujuannya pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitas
Ø  prinsip kejujuran adalah nilai dasar yang mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus dilaukan ke semua pihak, baik internal maupun eksternal. prinsip kejujuran akan meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
Ø  prinsip tidak berniat jahat ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat mampu meredam niat jahat perusahaan
Ø  prinsip keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah sistem upah atau insentif yang sesuai dengan performa dan pencapaian kerja karyawan
Ø  prinsip hormat diri sendiri adalah perlunya menjaga citra baik perusahaan melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

6.      Etos Kerja
Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja yang diyakini seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku kerja. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal, seperti:
Ø  orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin
Ø  menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja
Ø  tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan
Ø  hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan
Ø  persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.



7.      Realisasi Moral Bisnis
Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia. 
Untuk menjadi masyarakat abad ke-21, ada dua agenda yang harus kita lakukan. Pertama, mencari strategi penyebaran tindakan etis agar etika bisnis menjadi konsensus nasional. Kedua, merekayasa budaya etika bisnis Indonesia, yang mencakup kepentingan pengusaha, konsumen, pengguna jasa, pekerja, dan lingkungan demi masa depan yang cerah. 
Bisnis tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Dengan demikian, etika bisnis perlu berperan sebagai mitos baru bukan sekedar rambu-rambu moralitas.

8.      Pendekatan Stakeholders
Ø  Kelompok Primer
Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
Ø  Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung, dan masyarakat.


BISNIS DAN ETIKA


NAMA           : SITI DESIMANTI HERLINA
KELAS          : 4EA27
NPM               : 16210584

BISNIS DAN ETIKA

1.      Mitos Bisnis Amoral
Ungkapan lain dari etika bisnis menurut De George disebut sebagai Mitos Bisnis Amoral. Ungkapan atau mitos ini menggambarkan dengan jelas anggapan atau keyakinan orang bisnis, sejauh mereka menerima mitos seperti itu, tentang dirinya, kegiatannya, dan lingkungan kerjanya.
Bagi orang bisnis yang menginginkan agar bisnisnya bertahan lama dan sukses tidak hanya dari segi material tapi dalam arti seluas-luasnya, mitos tersebut sulit dipertahankan.
Berikut adalah sebagai pengibaratan bahwa mitos amoral sama sekali tidak benar:
Ø  Bisnis memang sering diibaratkan sebagai judi bahkan sudah dianggap sebagai semacam judi atau permainan penuh persaingan yang ketat
Ø  Tidak sepenuhnya benar bahwa sebagai sebuah permainan (judi), dunia bisnis mempunyai aturan main sendiri yang berbeda sama sekali dari aturan yang berlaku dalam kehidupan sosial pada umumnya
Ø  Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
Ø  Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Dalam ilmu empiris, suatu gejala atau fakta yang berulang terus dan terjadi diman-mana menjadi alasan yang sah bagi setiap manusia untuk menarik sebuah teori atau hukum ilmiah yang sah dan berlaku universal.
Ø  Pemberitaan, surat pembaca, dan berbagai aksi protesyang terjadi dimana-mana untuk mengancam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, atau mengecam berbagai kegiatan bisnis yang tidak baik, menunjukan bahwa masih banyak orang dan kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.

2.      Keutamaan Etika bisnis
Ø  Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
Ø  Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
Ø  Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis


3.      Ada 3 sasaran dan lingkup pokok etka bisnis disini.
Ø  Yang pertama etika bisnis mengimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Bisnis yang baik dan etis akan mempengaruhi keberhasilan usaha dalam jangka panjang, Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal
Ø  Yang kedua ialah untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada tingkat ini berfungsi untuk menjaga hak hak masing masing dan kewajiban masing masing agar tidak terdapat kecurangan kecurangan yang berfungsi untuk mengambil hak dan kewajiban setiap orang yang bersifat merugikan orang tersebut, disini dituntut harus mengutamakan keadilan dalam setiap bisnis yang dilaukan oleh para pelaku pelaku bisnis.
Ø  Yang ketiga ialah etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat etis atau tidaknya suatu praktek bisnis. Pada tingkatan ini etika bisnis berbicara tentang oligopoly,monopoli,kolusi dan praktek semacamnya yang akan merugikan dan mempengaruhi suatu ekonomi di suatu Negara. Disini diperlukan pentingnya legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu sangat pentingnya hukum dan aturan bisnis serta pera pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara jelas dan konsekuen tanpa pandang bulu

4.      Prinsip Umum Etika Bisnis
Ø  Prinsip Otonomi : Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik dilakukan.
Ø  Prinsip Kejujuran : Kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis karena mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu - menipu demi meraup untung.
Ø  Prinsip Keadilan : Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing - masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya
Ø  Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) : Prinsip ini menuntut agar bisnis di jalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak
Ø  Prinsip integritas moral : Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.




5.      Prinsip utama etika bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman. Muslich (1998: 31-33) mengatakan prinsip-prinsip etika bisnis adalah:
Ø  prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang tujuannya pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitas
Ø  prinsip kejujuran adalah nilai dasar yang mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus dilaukan ke semua pihak, baik internal maupun eksternal. prinsip kejujuran akan meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
Ø  prinsip tidak berniat jahat ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat mampu meredam niat jahat perusahaan
Ø  prinsip keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah sistem upah atau insentif yang sesuai dengan performa dan pencapaian kerja karyawan
Ø  prinsip hormat diri sendiri adalah perlunya menjaga citra baik perusahaan melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

6.      Etos Kerja
Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja yang diyakini seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku kerja. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal, seperti:
Ø  orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin
Ø  menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja
Ø  tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan
Ø  hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan
Ø  persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.



7.      Realisasi Moral Bisnis
Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia. 
Untuk menjadi masyarakat abad ke-21, ada dua agenda yang harus kita lakukan. Pertama, mencari strategi penyebaran tindakan etis agar etika bisnis menjadi konsensus nasional. Kedua, merekayasa budaya etika bisnis Indonesia, yang mencakup kepentingan pengusaha, konsumen, pengguna jasa, pekerja, dan lingkungan demi masa depan yang cerah. 
Bisnis tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Dengan demikian, etika bisnis perlu berperan sebagai mitos baru bukan sekedar rambu-rambu moralitas.

8.      Pendekatan Stakeholders
Ø  Kelompok Primer
Yaitu pemilik modal, saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan.
Ø  Kelompok Sekunder
Yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok social, media massa, kelompok pendukung, dan masyarakat.